BPJS KESEHATAN SURPLUS RP 56,51 TRILIUN

Pembiayaan klaim BPJS Kesehatan dipastikan dalam kondisi aman. Hal itu seiring surplus Rp 56,51 triliun yang dicatatkan instansi tersebut. Jumlah itu mampu membiayai klaim hingga 5,98 bulan ke depan. 

Ilustrasi_BPJS merupakan jasa asuransi kesehatan Indonesia. Tahun ini merupakan catatn terbaik karena mampu mencapai surplus Rp. 56,51 T

Direktur BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti mengatakan, pada 2022 jumlah peserta BPJS Kesehatan tercatat 248.771.083 jiwa. Meningkat dari 2021 sebanyak 235.719.262 jiwa. "Capaian ini merupakan prestasi yang membanggakan bagi BPJS Kesehatan karena jumlah cakupan kepesertaan ini berhasil dicapai dalam kurun waktu sekitar sepuluh tahun,"kata Ghufron dalam public expose. 

Dia lantas membandingkan dengan negara lain. Indonesia termasuk yang cepat dengan capaian Universal Health Coverage (UHC) kurang dari sepuluh tahun. UHC tercapai jika 98 persen penduduk Indonesia terdaftar BPJS Kesehatan. 

Jumlah fasilitas kesehatan yang menjadi mitra BPJS Kesehatan juga meningkat. Tahun lalu BPJS Kesehatan bekerja sama dengan 23.730 fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) dan 2.963 fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjutan (FKRTL). "Kami juga telah menerapkan layanan antrean online di FKTP sebanyak 21.335 dan di FKRTL sebanyak 2.779,"katanya. 

Keterbukaan dalam perawatan juga dilakukan. Salah satunya dengan memasang 2.631 displai tindakan operasi dan 2.558 displai tempat tidur. Hingga 31 Desember 2022, terdapat 502,9 juta kunjungan pelayanan kesehatan, termasuk kunjungan sakit dan kunjungan sehat. Jika dihitung per hari, jumlah kunjungan dalam sehari mencapai 1,4 juta. Selain itu, pemanfaatan skrining kesehatan selama 2022 mencapai 15,5 juta. 

Ghufron mengungkapkan, hingga 31 Desember 2022, BPJS Kesehatan mencatat total penerimaan iuran Rp 144,04 triliun. Tahun sebelumnya hanya Rp 143,32 triliun. Pembayaran klaim Rp 113,47 triliun untuk pelayanan kesehatan seluruh peserta JKN. Artinya, seluruh pembayaran klaim telah membiayai peserta JKN yang sakit melalui dana yang telah dibayarkan langsungke fasilitas kesehatan secara tepat waktu. 

Sementara itu, kondisi keuangan BPJS Kesehatan per 31 Desember 2022 mencukupi 5,98 bulan estimasi pembayaran klaim ke depan. Angka itu dihitung berdasar rata-rata klaim bulanan selama 12 bulan terakhir sejak tanggal pelaporan. "Ini menunjukkan BPJS Kesehatan sehat,"tuturnya. 

Untuk menjaga cash flow fasilitas kesehatan, BPJS Kesehatan menyediakan uang muka pelayanan kesehatan. Selama 2022, telah diberikan dukungan kepada 333 fasilitas kesehatan dengan total biaya yang dikeluarkan mencapai Rp 5,4 triliun. 

Terpisah, Koordinator Advokasi BPJS Watch Timbeoel Siregar menyatakan bahwa BPJS Kesehatan harus tetap hati-hati. Terutama terkait dengan jumlah kepesertaan dan iuran. 

Menurut data yang dimilikinya, pada 2022 peserta yang tidak aktif ada di berbagai jenis kepesertaan. Yakni, PPU PN 704.542 orang, PPU BU 8.362.471 orang, PBPU 16.375.266 orang, PBI 17.268.546 orang, BP 407.631 orang, dan jamkesda 5.473.217 orang. 

"Sebanyak 248 juta ini harus diperinci berapa yang aktif dan nonaktif supaya riil berapa yang dilayani JKN,"ungkapnya. Timboel menyatakan, peserta yang tidak aktif harus dipastikan alasannya.

Tidak ada komentar untuk "BPJS KESEHATAN SURPLUS RP 56,51 TRILIUN"