BERMIMPI JADI ATLET LARI, MALAH JADI KAPTEN PILOT

Lettu Laut (P/W) Sri Utami tidak pernah membayangkan menjadi penerbang. Sekarang dia malah menjadi kapten pilot helikopter operasional di kesatuannya. Bahkan kini Utami merupakan satu-satunya kapten pilot perempuan di Pusat PenerbanganTNI-AL (Puspenerbal). 

Pada 2010 dia masuk menjadi prajurit wanita TNI-AL. Kali pertama dia ditugaskan di bagian keuangan Lantamal VII Manado. Jalan takdirnya berubah berkat hasil psikotes dan mendapat kesempatan tes sebagai penerbang. Utami sebelumnya tidak pernah bercita-cita sebagai pilot Impiannya justru menjadi atlet lari nasional. Saat SMA pun dia diterima di SMA Negeri Olahraga (Smanor) JawaTimur. 

"Nggak ada hubungannya ya dengan pilot” ucapnya,"lantas tertawa. Dia bertugas menjadi bintara hanya 3,5 tahun karena lolos sebagai penerbang dan menjalani pendidikan 18 bulan. Saat itulah keinginannya menjadi pilot mulai muncul. Termasuk bermimpi menjadi kapten pilot tapi, proses meraih mimpinya tak mudah. 

Ilustrasi_menjadi kapten pilot bukanlah hal mudah, mereka harus memiliki kemampuan dan jam terbang yang sangat tinggi

Perempuan asal Banyuwangi itu menuturkan, dibutuhkan waktu tujuh tahun untuk menjadi kapten pilot operator nasional. Tempaan dan ujian dilalui dengan sabar. Diapun - berhasil mematahkan anggapan yang meyakini bahwa pilot perempuan setelah menikah tak mau terbang lagi. Ujian teori dan praktik juga tuntas dikerjakan. Ada beberapa syarat menjadi kapten pilot operasional. 

"Salah satunya minimal jam terbang sudah 300 jam, ujarnya. Selain itu, penilaian dari dewan kapten dan dewan instruktur menjadi faktor utama. Utami mengatakan, penilaian bukan hanya dari teori dan praktik terbang. Tapi juga attitude serta kedewasaan. Lulus menjadi kapten juga wajib melewati silabus yang sudah ditentukan dewan instruktur. "Saya harus melewati 17 silabus, kata ibu satu anak itu. 

Materi dan praktik dari prosedur normal hingga emergency juga harus dilalui. Utami menjalani ujian sekitar 2,5 bulan. Pada Rabu (12/7) dia resmi mengemban amanah sebagai kapten pilot helikopter (heli) operasional. Yakni, Heli Bell 412 dan Heli Colibri. Mandi oli dijalaninya sebagai tradisi. Acara syukuran digelar Jumat (14/7) di Skuadron 400 Wing Udara 2 Puspenerbal. Raut bahagia Utami tidak bisa ditutupi meski, tugas berat menanti. 

Tugas awal pun sudah dijalani sehari setelah menjadi kapten pilot mengudara membawa siswa Penerbang melakukan rapling dari atas heli. Utami harus selalu profesional. Kapan pun ada tugas harus siap. Bagi dia, izin dari suami adalah segalanya. 

"Suami mendukung tapi bilang jangan sampai lupa kodratnya menjadi seorang istri,”ungkapnya. Dia menuturkan, yang kadang dipikirkan adalah sang buah hati. Usianya masih balita dan butuh perhatiannya. Karena itu, setiap kali tugas luar kota, Utami merasa "berutang" kepada anaknya. Dia selalu menebusnya saat pulang dinas untuk memaksimalkan waktu dengan anak.

Tidak ada komentar untuk "BERMIMPI JADI ATLET LARI, MALAH JADI KAPTEN PILOT"